RSS

Penjualan Kue Kering Naik Drastis

di 02.28

BALIKPAPAN  -  Pada pertengahan puasa seperti sekarang, pembuat dan pedagang kue kering khas lebaran, makin disibukkan dengan naiknya orderan. Betapa tidak, para pembuat kue ini ketiban pesanan berlipat ganda dari para pelanggannya. Jumlahnyapun tak tanggung-tanggung, bahkan menembus ratusan kilogram.

Silvia Wijaya, seorang pembuat sekaligus penjual kue kering ini misalnya, ia harus bekerja ekstra agar bisa memenuhi permintaan para pelanggannya. “Yang jelas selama Ramadan, produksi kue kering kami meningkat, jumlah karyawanpun juga bertambah,” jawabnya ketika ditemui Metro di kediaman sekaligus tempat produksi aneka kue kering, di Jalan Letjend Suprapto, baru-baru ini.

Meski menjadi hidangan lebaran, pemilik Gandhy Bakery ini mengaku kedatangan orderan pembuatan kue kering sejak awal bahkan sepekan sebelum Ramadan tiba. “Pesanan memang jauh hari sebelumnya sudah masuk. Sebab seminggu menjelang lebaran kami sudah tidak terima orderan kue kering lagi, karena seminggu itu giliran kue tart, cake dan blackforest yang kami buat,” jelasnya.

Tak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, menyambut lebaran tahun ini, jenis kue kering yang ia buat senada dengan jenis kue tahun lalu. Seperti kue tango yang tetap menjadi favoritnya pelanggannya, kue isi nanas dan lainnya. “Hampir sama seperti tahun lalu, kue tango masih menjadi favorit pelanggan saya,” paparnya,

Tahun ini, ia mengeluarkan resep terbarunya yakni kue kering kelapa, palm suiken dan kue bawang. Terkait kenaikan bahan makanan termasuk bahan baku pembuatan kue, juga ikut memaksanya untuk menaikkan harga jual dikisaran Rp 10-15 ribu per kilogram menjadi Rp 80 ribu per kilogram. Namun kenaikan bahan baku yang diduga sebesar dua kali lipat dari harga tahun lalu tetap tak mempengaruhi minat para pelanggannya untuk melayangkan pesanan padanya, terbukti setiap harinya ia memproduksi 150 kilogram kue kering dengan rasa dan bentuk bervarian. Angka yang terbilang tinggi bila dibanding total produksi pada kondisi normal yang cenderung kecil karena hari biasa, Silvia hanya memproduksi aneka kue tart.

Tak berbeda dengan Silvia, Hj Supatmi pemilik Cocom Cake juga kebanjiran permintaan kue kering berbagai rasa hasil kreasinya. Rp 150 juta menjadi omzet tahunannya yang berhasil ia gulung dari usahanya membuat dan menjual kue kering dan cake. “Alhamdulillah setiap tahun permintaan selalu ramai,” tuturnya.

Menyusul membeludaknya permintaan para pelanggannya, tak sedikit dari mereka, baik Hj Supatmi dan Silvia yang mengaku kewalahan menerima pesanan. “Saking banyaknya yang pesan, kadang belum sampai satu hari kue terpajang di etalase toko, sudah habis lagi. Jadi setiap hari enggak ada berhentinya kami produksi,” beber Hj Supatmi lagi. Kelezatan dan kue yang memiliki ciri tersendiri menjadikan aneka kue kering Hj Supatmi dan Silvia tetap diburu pelanggan, bahkan kelezatan kue itu pula yang menyamarkan naiknya harga yang ia patok.(dra)
 
Sumber : KaltimPost

0 komentar:

Posting Komentar